Skip to main content

9 Langkah Efektif untuk Memulihkan Diri dari Trauma Masa Kecil




Jika Anda memiliki trauma masa kecil yang terus terbawa hingga dewasa sebaiknya segera cari cara untuk memulihkannya. Pasalnya, trauma membuat emosi Anda terus bergejolak saat dihadapkan pada pemicunya. Tanpa disadari, trauma mendalam di masa lampau bisa berpengaruh negatif pada karier, hubungan, kesehatan, dan seluruh kehidupan Anda.

Cara memulihkan diri dari trauma masa kecil
Untuk sembuh dari trauma masa kecil, Anda perlu memulai proses yang seharusnya sudah Anda lakukan sejak peristiwa tersebut terjadi. Namun tidak ada yang tidak mungkin, meski memakan waktu Anda tetap punya harapan untuk pulih dari trauma masa lalu. Berikut panduan memulihkan trauma masa kecil menurut Andrea Brandt, Ph.D, seorang terapis pernikahan dan keluarga di Amerika Serikat:

1. Coba fokus pada diri sendiri
Untuk memulai proses pemulihan trauma, coba cari tempat tenang di mana Anda bisa fokus dan tidak akan terganggu. Pastikan Anda menggunakan pakaian yang nyaman untuk memulai proses yang satu ini. Jika sudah, duduklah dengan nyaman di lantai dengan mata terpejam.

Tarik napas dalam-dalam, lalu fokus dan rasakan kesadaran Anda sendiri. Rasakan betapa sejuknya lantai tempat Anda duduk. Bayangkan aliran energi dari tulang ekor Anda hingga ke lantai tempat Anda duduk. Pusatkan pikiran pada tubuh Anda sendiri tanpa terganggu hal lainnya.

2. Ingat kembali memori masa lalu
Sekarang, coba ingat kembali situasi atau peristiwa yang membuat Anda kesal baru-baru ini. Kemudian, temukan sesuatu yang memicu emosi Anda. Ingat kembali sedetail mungkin dan bayangkan diri Anda ada di masa tersebut. Coba lihat dan rasakan lagi emosi yang muncul ketika itu.

3. Rasakan emosinya
Selanjutnya, bernapaslah dalam-dalam hingga Anda bisa kembali tenang. Kemudian, biarkan tubuh Anda merasakan berbagai emosi. Coba amati dan fokus terhadap respon fisik yang muncul saat itu, apakah kesemutan, sesak, kepala sakit, atau lainnya.

Berbagai sensasi ini nantinya akan dibutuhkan untuk memahami kembali trauma masa kecil yaang pernah Anda alami. Setelah Anda merasakan berbagai sensasi ini, jelaskan perasaan ini pada diri Anda sedetail mungkin seolah Anda berbicara pada diri sendiri di dalam hati.

4. Kenali dan namai setiap sensasi
Saat Anda merasakan emosi yang bergejolak, coba kaitkan dengan sensasi yang Anda rasakan saat itu, apakah rasa cemas membuat dada sesak atau adakah perasaan marah yang membuat tubuh terasa panas? Coba rasakan dan katakan pada diri di dalam hati apa yang Anda rasakan. Dengan mengenali berbagai sensasi ini, Anda akan lebih mudah memahami tentang diri dan tubuh.

5. Cintai setiap emosi dan sensasi yang dirasakan
Untuk menyembuhkan trauma masa kecil, Anda harus bisa menerima semua hal yang dirasakan oleh tubuh. Katakan pada diri bahwa Anda suka dan senang merasakan berbagai emosi ini. Lakukan hal ini pada setiap emosi yang sedang Anda rasakan misalnya “Saya cinta terhadap diri saya karena perasaan (marah, sedih, cemas, dll). Dengan mencintai setiap emosi yang dirasa, perlahan Anda akan menerimannya bahwa itu merupakan hal yang normal.

6. Coba rasakan dan lakukan
Tetaplah fokus pada emosi dan sensasi yang menyertainya. Biarkan perasaan ini meresap ke dalam diri dan mengalir begitu saja. Jangan coba untuk menahannya atau menyembunyikannya. Kemudian, biarkan tubuh merespon emosi dan sensasi dengan berbagai hal yang diinginkan atau perlu dilakukan.

Jika Anda merasa ingin menangis, menangislah sepuasnya. Begitu pun jika Anda ingin berteriak atau memukul sesuatu. Lakukan apa yang tubuh Anda inginkan saat itu. Anda bisa berteriak kencang atau meninju dengan mata yang tetap terpejam dalam posisi yang tetap sama.

Delusi

7. Ambil pesannya
Apakah emosi yang Anda rasakan sekarang telah terhubung dengan peristiwa masa lalu yang membuat trauma? Apakah Anda mulai menyadari berbagai hal negatif yang membatasi diri Anda adalah akibat trauma masa kecil? Jika iya, cermati baik-baik dan ambil pesan moralnya. Anda pasti bisa menemukannya.

Namun, jika Anda merasa tak mendapatkan apa-apa coba tulis semua perasaan dan emosi yang Anda rasakan dalam secarik kertas. Lakukan hal ini selama 10 menit tanpa henti. Kemudian, coba pikirkan kira-kira pesan apa yang sedang coba dikirim oleh emosi Anda saat ini.

8. Cobalah untuk berbagi dengan orang lain
Apakah Anda memiliki seseorang yang bisa diajak berbagai soal perasan dengan nyaman? Jika iya, cobalah ceritakan padanya mengenai perasaan Anda saat ini. Namun jika tidak, tuliskan berbagai perasaan yang dirasakan mengenai trauma masa kecil Anda.

Tuliskan peristiwa apa yang menjadi pemicu awalnya dan bagaimana reaksi Anda saat itu. Kemudian, tuliskan pula apa yang Anda rasakan saat ini. Jangan berpikir bahwa hal ini tak ada gunanya.. Meski terlihat sepele, berbagi cerita dengan berbicara atau menuliskannya menjadi cara efektif untuk mengeluarkan emosi yang selama ini terpendam.

9. Lepaskan dan buang semuanya
Setelah Anda menceritakan atau menuliskan semua hal yang dirasakan sekarang saatnya Anda melakukan ‘ritual’ untuk melepaskan emosi dari trauma terdahulu. Caranya bisa dengan membakar surat yang baru Anda tulis tadi atau membuang benda yang membuat trauma masa kecil Anda muncul.

Apapun caranya, intinya lepaskan dan buang semua hal yang bisa membuat Anda teringat kembali akan hal itu. Hilangkan trauma, emosi, dan sensasi yang menyertainya dengan membuang dan melepas segala hal yang berkaitan dengannya.

Mintalah bantuan ahli
terapis seks

Jika Anda merasa cara ini tak membuahkan hasil, mintalah bantuan ahli. Coba ceritakan trauma masa kecil Anda pada psikolog atau terapis ahli untuk dicari tahu cara penanganan yang paling tepat. Berbagai jenis terapi mungkin cocok untuk mengatasi trauma yang Anda alami hingga saat ini. Jangan pernah malu untuk meminta bantuan profesional demi kualitas hidup yang jauh lebih baik.



Sumber : https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/memulihkan-trauma-masa-kecil/

Comments

Popular posts from this blog

Sebenarnya, Program Keluarga Berencana (KB) Itu Apa, Sih?

Masih ingat dengan seruan “Dua Anak Lebih Baik” yang jadi moto program Keluarga Berencana (KB) sejak akhir tahun 70-an?  Moto ini sangat membekas di benak masyarakat meski kampanyenya itu sendiri sempat meredup setelah era reformasi. Nah berhubung saat ini pemerintah berwacana untuk kembali menggalakkan kembali program KB, yuk cari tahu dulu tentang maksud dari program tersebut beserta manfaat keluarga berencana dari kacamata medis. Apa itu program keluarga berencana? Keluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut KB adalah program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk di suatu negara. Sebagai contoh, Amerika Serikat punya program KB yang disebut dengan Planned Parenthood. Program KB juga secara khusus dirancang demi menciptakan kemajuan, kestabilan, dan kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual setiap penduduknya. Program KB di Indonesia diatur dalam UU N0 10 tahun 1992, yang dijalankan dan diawasi oleh Badan Kependuduk...

Jangan Panik, Ini Tips Atasi Anak Susah Makan setelah Sakit

Anak susah makan setelah sakit memang membuat orang tua frustrasi, karena khawatir anak akan lebih lama pulih atau justru jatuh sakit lagi. Selain sebagai sumber energi, makanan yang dikonsumsi anak memang dapat membantu proses pemulihan tubuhnya yang baru sembuh dari sakit. Oleh karena itu, Anda tidak boleh menyerah dalam membujuk Si Kecil untuk makan. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi permasalahan ini. Cara Mengatasi Anak Susah Makan Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menghadapi anak yang susah makan setelah sakit: 1. Berikan makanan yang disukainya Agar anak mau makan, berikan makanan yang ia sukai. Pastikan makanan tersebut mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk pemulihan.  Anda dapat memberikannya sup ayam dengan telur dan kentang, sebagai asupan protein dan karbohidrat yang merupakan sumber energi. Anda juga bisa memberinya sayur atau buah yang rasanya enak, sebagai sumber vitamin dan serat....

Jangan Tertukar, Begini Cara Membedakan Jerawat dan Biang Keringat Pada Kulit

Sehabis olahraga, misalnya lari pagi atau main futsal, badan Anda sudah pasti akan dibanjiri oleh keringat. Walaupun tandanya sehat, keringat juga bisa menimbun bakteri dan menyebabkan masalah kulit seperti jerawat dan biang keringat. Ketika muncul benjolan merah di wajah, Anda mungkin langsung yakin bahwa hal tersebut merupakan jerawat. Namun jika muncul di bahu atau punggung, hal ini bisa jadi merupakan jerawat, tapi di sisi lain mungkin juga biang keringat. Lantas, bagaimana cara membedakannya? Cara membedakan jerawat dan biang keringat Jerawat dan biang keringat memang sekilas tampak mirip. Ya, keduanya sama-sama berupa bentol kecil yang berwarna kemerahan. Selain itu, jerawat juga tidak hanya bisa muncul di wajah, tapi juga bisa di punggung, bahu, ketiak, hingga paha bagian dalam. Biang keringat pun juga demikian, meski memang lebih sering muncul di lipatan-lipatan kulit. Walaupun punya banyak kesamaan, ternyata ada beberapa hal yang membuat jerawat dan biang keringa...